Kamis, 14 November 2019

Runtuh karena kebaikan


Suatu sore yang indah, saat senja sedang rona-ronanya. Adik kecilku bertanya, "Mas, kamu kan laki-laki. Menurutmu apakah salah jika dinding pertahanan seorang perempuan runtuh karena kebaikan seorang lelaki selama ini?"

Aku menoleh. Tak lama, hanya sebentar lalu fokus dengan kuas dan kanvasku lagi. 

"Mas? Kamu ga denger ya?" Gadis itu memastikan. 

"Denger kok." 

"Terus jawabannya?" 

"Kamu ga usah GR!" Jawabku singkat. 

Seketika raut wajahnya berubah, seperti seorang anak kecil yg sedang memegang balon kesayangan, lalu balon itu pecah tepat di genggamannya. 

Hening.

"Kamu yakin dia baik karena tertarik?" 

Gadis itu menggeleng lemah. 

"Sini dengerin Mas." Aku mendekatinya, duduk tepat disampingnya. 

"Adikku sayang, menurut Mas kebaikan yang paling sejati dari seorang lelaki kepada perempuan hanya satu, yaitu melamarnya. Karena katanya, kalau ada lelaki yang bilang mencintai dan memperjuangkanmu tapi nggak melamar dan menikahimu, maka sejatinya dia belum mencintai dan memperjuangkanmu, sebaik apapun lelaki itu kepadamu. Jadi, ketika kamu menemukan lelaki yang begitu baik, bisa jadi kebaikan-kebaikan itu tak lebih dari sekedar kebaikan yang memang dia lakukan ke semua orang."

"Hm gitu ya, Mas." Gadis itu menunduk dalam. 

"Boleh berharap. Boleh mendo'akan dan (sok-sokan) ngatur-ngatur Allah supaya lelaki itu menjadi jodohmu. Asal satu hal; kamu harus  siap jika suatu waktu kecewa. Kamu tau sendiri kan setiap sesuatu yang kita lakukan memiliki risiko? Kamu siap?"

Gelengannya semakin lemah. 

"Hal yang sudah jelas dan pasti saja kadang berakhir menyakitkan. Apalagi yang tidak jelas dasarnya." Aku kembali meneruskan lukisan senjaku yang hampir selesai.

"Lalu, bagaimana jika sisi dinding itu sudah sedikit runtuh, Mas?"

"Perbaiki agar ia semakin kuat, setelah itu jangan terlalu cepat berasumsi terhadap apa-apa yang belum pasti. Sibukkan diri untuk terus berkontribusi dalam kebaikan. Semoga Allah selalu menjaga kita dari tipu daya-tipu daya syaitan ketika kita sedang jatuh cinta kepada selain Allah, Rosul dan Al-Qur'an." 

"Aamiin, terima kasih untuk selalu mengingatkan, Mas!"

"Dengan senang hati adikku sayang, yuk pulang, udah mau adzan."

Gadis itu tersenyum, mengiyakan.

19 komentar:

  1. Balasan
    1. he'em Mbak, begitu mengayomi adiknya yaa.

      Terima kasih sudah mampir :)

      Hapus
  2. Adek kakak, tempat curhat yang menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, sampai kapanpun.

      Terima kasih sudah mampir Mbak:)

      Hapus
  3. Balasan
    1. karena tak ingin adik perempuannya terluka hihi.

      Terima kasih sudah mampir Mbak:)

      Hapus
  4. Mengingatkan kembali. Terima kasih kk

    BalasHapus
  5. Ah jd inget dlu. Kk laki2ku juga bilang jangan lgsung percaya sm cowo yg baik sm km huhuhu jd rindu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga rindunya bernilai ibadah yaa aamiin hehe

      Terima kasih sudah mampir Mbak:)

      Hapus
  6. Balasan
    1. Semangat juga yaa :)
      Terima kasih sudah mampir Mbak:)

      Hapus
  7. Reminder banget... makasih mba untuk tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Reminder buat diri sendiri juga hehe.
      Terima kasih kembali sudah mampir Mbak:)

      Hapus

About

authorBukan siapa-siapa, hanya fakir ilmu yang dipertemukan denganmu melalui tulisan disini ✌.
Learn More →



"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain."(HR.Thabrani dan Daruquthni),