Terimakasih Odop!
Lulus ?
Serius?
Kok bisa?
Rasa tak percaya
ini menyeret kembali memory tentang dimana saya memutuskan untuk bergabung
dalam pelayaran odop batch 4. Saat itu saya memang sedang semangat-semangatnya
mencoba menghidupkan kembali hoby yang sudah lama terpendam,
dan kebetulan secara bersamaan ada informasi tentang pendaftaran untuk ikut
dalam pelayaran One Day One Post batch 4. Karena menurut saya
ini adalah kesempatan besar untuk belajar, jadi saya putuskan untuk mendaftar.
Beberapa hari
kemudian, kalau tidak salah tanggal 13 September, saya menerima pesan yang
menginformasikan bahwa saya harus melengkapi persyaratan, yang mana batas waktu
pengirimannya hanya sampai tanggal 16 September 2017 pukul lima sore . Ketika
tanggal 16 saya berencana mengirimkan persyaratan sebelum jam lima sore, tapi
Qadarullah tepat dihari itu juga mama jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah
sakit pada pukul tiga sore. Karena kondisi dan situasi sangat tidak
memungkinkan, dan perasaan juga sudah tak karuan untuk mengirim persyaratan,
akhirnya kesempatan itu pun berlalu begitu saja tanpa sengaja. Sedih ? pasti,
karena telah melewatkan kesempatan terbaik. Tapi bukankah Allah sebaik-baik
pembuat rencana? Jadi yasudah ikhlas saja mungkin memang belum rezekinya.
Dua hari kemudian
kondisi kesehatan Mama Alhamdulillah membaik. Saat itu Mama sempat bertanya
tentang persyaratan yang harus saya kirimkan, karena memang sebelum mendaftar
saya sempat ceritakan semua ke mama tentang apa yang anaknya ingin ikuti dan
tak luput meminta ridho beliau agar mendoakan. Belum sempat menjawab apa yang
Mama tanyakan, Qadarullah tiba-tiba ada pesan masuk yang menginformasikan hal
yang sama namun deadline pengirimannya berbeda dan pesan tersebut dikirim dari
nomor yang berbeda dari pesan pada tanggal 13 (Karena sekarang sudah tahu nama
pemilik nomor itu, jadi pesan yang pertama dikirim oleh Ka Taran dan
pesan kedua dikirim dari Ka Ian). Entah ini double, rezeki, rencana Allah atau
apa intinya saat itu saya bersyukur ternyata kesempatan untuk ikut berlayar
masih ada. Dengan sesegera mungkin saya pun melengkapi persyaratan dan
Alhamdulillah diizinkan untuk ikut berlayar.
Sebelum
benar-benar berlayar (sebut saja saat itu sedang masa-masa taarufan hehe), Sang
Nahkoda(Kang Heru) menyatakan bahwa “Seleksi Alam” akan berlaku selama
pelayaran. Benar saja, sudah banyak yang berguguran saat itu padahal kapal
belum bergerak sama sekali meninggalkan pelabuhan. Di awal pelayaran saya
khawatir akan bernasib sama seperti mereka, tapi karena tak mau menyia-nyiakan
kesempatan kedua yang telah Allah berikan, sayapun masih berusaha untuk
bertahan, dan yang pasti karena Allah yang memampukan. Saat di minggu terakhir
kapal hampir mendarat, saya nyaris menyerah. Nyaris! Tapi Alhamdulillah
lagi-lagi Allah mampukan saya untuk tetap ikut berlayar.
Alhamdulillah
kapal menepi dengan indahnya, 2 bulan setengah saya diizinkan ikut serta dalam
pelayaran. Yang dimana banyak sekali pelajaran-pelajaran berharga yang saya
dapatkan. Jujur sampai sekarang saya masih tak percaya bisa bertahan sampai
kapal menepi ke daratan. Alhamdulillah, MasyaAllah kalau bukan karena Allah
yang memampukan, saya tak akan mungkin bisa ikut menepi bersama 47 orang
lainya. Karena dasarnya saya hanyalah seorang newbie yang masih belajar, jadi
dimaklumi ya kalau tulisannya agak berantakan .
Terimakasih banyak
untuk para PJ dan pemateri hebat atas kerendahan hatinya dalam berbagi
ilmu-ilmu yang bermanfaat, semoga Allah catatkan sebagai ribuan amal kebaikan.
Terimakasih juga untuk Mba Wid yang selalu merangkul agar tetap bertahan selama
pelayaran (Maafkan aku yang sering banget izin ya mba hehe). Dan satu lagi
terimakasih juga untuk yang selalu menyemangati dengan cara-cara sederhana
namun sangat menginspirasi. Jazakumullah Khayran Katsiran, semoga Allah
membalas semua kebaikan kalian dengan balasan terbaik. Aamiinallahumaamiin
Terimakasih Odop! 😊
Yeay selamattt.... tetap semangaatt.
BalasHapusHehe makasih Ka Cili, semangat jugaa yaa :D
Hapus