Senin, 04 Desember 2017

Terimakasih Odop!


Lulus ?

Serius?

Kok bisa?

Rasa tak percaya ini menyeret kembali memory tentang dimana saya memutuskan untuk bergabung dalam pelayaran odop batch 4. Saat itu saya memang sedang semangat-semangatnya mencoba menghidupkan kembali hoby yang sudah lama terpendam, dan kebetulan secara bersamaan ada informasi tentang pendaftaran untuk ikut dalam pelayaran One Day One Post batch 4. Karena menurut saya ini adalah kesempatan besar untuk belajar, jadi saya putuskan untuk mendaftar.

Beberapa hari kemudian, kalau tidak salah tanggal 13 September, saya menerima pesan yang menginformasikan bahwa saya harus melengkapi persyaratan, yang mana batas waktu pengirimannya hanya sampai tanggal 16 September 2017 pukul lima sore . Ketika tanggal 16 saya berencana mengirimkan persyaratan sebelum jam lima sore, tapi Qadarullah tepat dihari itu juga mama jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit pada pukul tiga sore. Karena kondisi dan situasi sangat tidak memungkinkan, dan perasaan juga sudah tak karuan untuk mengirim persyaratan, akhirnya kesempatan itu pun berlalu begitu saja tanpa sengaja. Sedih ? pasti, karena telah melewatkan kesempatan terbaik. Tapi bukankah Allah sebaik-baik pembuat rencana? Jadi yasudah ikhlas saja mungkin memang belum rezekinya.

Dua hari kemudian kondisi kesehatan Mama Alhamdulillah membaik. Saat itu Mama sempat bertanya tentang persyaratan yang harus saya kirimkan, karena memang sebelum mendaftar saya sempat ceritakan semua ke mama tentang apa yang anaknya ingin ikuti dan tak luput meminta ridho beliau agar mendoakan. Belum sempat menjawab apa yang Mama tanyakan, Qadarullah tiba-tiba ada pesan masuk yang menginformasikan hal yang sama namun deadline pengirimannya berbeda dan pesan tersebut dikirim dari nomor yang berbeda dari pesan pada tanggal 13 (Karena sekarang sudah tahu nama pemilik nomor itu, jadi pesan yang  pertama dikirim oleh Ka Taran dan pesan kedua dikirim dari Ka Ian). Entah ini double, rezeki, rencana Allah atau apa intinya saat itu saya bersyukur ternyata kesempatan untuk ikut berlayar masih ada. Dengan sesegera mungkin saya pun melengkapi persyaratan  dan Alhamdulillah diizinkan untuk ikut berlayar.

Sebelum benar-benar berlayar (sebut saja saat itu sedang masa-masa taarufan hehe), Sang Nahkoda(Kang Heru) menyatakan bahwa “Seleksi Alam” akan berlaku selama pelayaran. Benar saja, sudah banyak yang berguguran saat itu padahal kapal belum bergerak sama sekali meninggalkan pelabuhan. Di awal pelayaran saya khawatir akan bernasib sama seperti mereka, tapi karena tak mau menyia-nyiakan kesempatan kedua yang telah Allah berikan, sayapun masih berusaha untuk bertahan, dan yang pasti karena Allah yang memampukan. Saat di minggu terakhir kapal hampir mendarat, saya nyaris menyerah. Nyaris! Tapi Alhamdulillah lagi-lagi Allah mampukan saya untuk tetap ikut berlayar.

Alhamdulillah kapal menepi dengan indahnya, 2 bulan setengah saya diizinkan ikut serta dalam pelayaran. Yang dimana banyak sekali pelajaran-pelajaran berharga yang saya dapatkan. Jujur sampai sekarang saya masih tak percaya bisa bertahan sampai kapal menepi ke daratan. Alhamdulillah, MasyaAllah kalau bukan karena Allah yang memampukan, saya tak akan mungkin bisa ikut menepi bersama 47 orang lainya. Karena dasarnya saya hanyalah seorang newbie yang masih belajar, jadi dimaklumi ya kalau tulisannya agak berantakan .

Terimakasih banyak untuk para PJ dan pemateri hebat atas kerendahan hatinya dalam berbagi ilmu-ilmu yang bermanfaat, semoga Allah catatkan sebagai ribuan amal kebaikan. Terimakasih juga untuk Mba Wid yang selalu merangkul agar tetap bertahan selama pelayaran (Maafkan aku yang sering banget izin ya mba hehe). Dan satu lagi terimakasih juga untuk yang selalu menyemangati dengan cara-cara sederhana namun sangat menginspirasi. Jazakumullah Khayran Katsiran, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dengan balasan terbaik. Aamiinallahumaamiin

Terimakasih Odop! 😊

2 komentar:

About

authorBukan siapa-siapa, hanya fakir ilmu yang dipertemukan denganmu melalui tulisan disini ✌.
Learn More →



"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain."(HR.Thabrani dan Daruquthni),